Pembiasaan yang Perlu Dilakukan di Rumah Kita

Tempo hari si ayah mengajakku berkunjung ke rumah salah seorang temannya. Rumahnya tidak begitu jauh dari tempat tinggal kami. Tidak ada apa-apa. Semuanya baik-baik saja saat tiba di sana. Si empunya rumah juga ramah.
.
Hingga aku masuk, duduk dan mengedarkan pandang di ruang tamu itu. Ada satu hal yang membuatku tersentil.
Apa itu?
.
Sebuah quote tertempel di dinding ruang itu. Tidak menggunakan font yang menarik, hanya tulisan biasa di selembar kertas HVS atau A4. Namun bukan masalah itu. Maknanya yang paling penting menurutku.
"Kesuksesan bukan kunci kebahagiaan. Kebahagiaanlah kunci sukses."
.
Belum selesai, ada lagi tempelan serupa namun bukan quote. Sebuah jadwal tidur untuk anak. Oh ya, pemilik rumah memang sudah memiliki 2 orang anak.
.
Apa yang bisa dipetik dari kejadian itu?
.
Aku rasa seperti ini.
1. Quote yang tertempel di tempat mudah terlihat adalah usaha untuk mensugesti pikiran (terutama alam bawah sadar) agar mereka meletakkan kebahagiaan sebagai tujuan utama dalam hidup. Baik kebahagiaan lahir maupun batin. Karena jiwa yang bahagia secara otomatis akan mendatangkan kesuksesan bagi pemilik jiwa tersebut.
Sebab mereka paham betul, tujuan utama hidup ini bukan tentang mengejar sukses. Tapi tentang kebahagiaan yang hakiki, yang melibatkan Illahi.
.
2. Jadwal tidur anak yang juga ditempel dengan huruf besar sehingga terbaca jelas. Kemungkinan jadwal tersebut adalah upaya mendisiplinkan anak-anak mereka yang masih usia pra sekolah. Tentu ini menjadi poin penting jika orang tua peduli pada karakter anak sejak dini. Disiplin. Agar kedua orang tua (bukan ibu saja atau ayah saja) bisa saling bekerja sama menepati jadwal tersebut yang pastinya telah disepakati bersama.
Bukankah anak memang tanggung jawab 2 orang tua? Bukan ibu saja, atau ayah saja. Karena anak tercipta karena cinta 2 manusia.
.
Nah, terakhir. Saat sholat di ruang musholla rumah itu, ada lagi yang membuatku tertawa dalam hati.
Apa lagi?
.
Yaitu pencapaian hapalan anak dengan skala tertentu. Hapalan juz amma'.
Ya Allah, aku juga mulai berusaha mengajari hapalan surat pendek pada si kecil. Tapi tidak pernah terpikir untuk membuat skala seperti itu dan tertulis. 🤦
Padahal ini perlu memang. Agar kita tahu pasti sampai mana kemampuan anak dalam membaca dan menghapal.
.
Aku akan tiru. Maaf ya saya plagiat dalam hal ini. Batinku.
.
Aku bersyukur bisa berkunjung ke sana. Mengenal mereka dengan karakter dan pembiasaan yang patut dicontoh.
Dan silaturahim memang menyenangkan ya.. Tapi jika kita bisa mendapat 'oleh-oleh' sepulang dari bersilaturahim, itu akan lebih membahagiakan. Seperti ceritaku tadi.
.
Semoga cerita ini pun bisa memotivasi atau menginspirasi teman-teman yaa...
.
Semangat pagi. 🙏☺
.
Pare, 5 September 2017
#Rindah

Komentar