Rangkuman Kisah Dakwah Rasulullah Secara Sembunyi-Sembunyi

Meski sudah emak-emak, saya usahakan untuk mengikuti kajian rutin tiap pekan, Moms. Selain menambah ilmu, juga memperluas tali silaturahim.
Anda juga, Moms? :)

Kebetulan pekan lalu saya mendapat tugas dari kajian, yaitu membuat rangkuman kisah dakwah Rasulullah SAW secara sembunyi-sembunyi.

Bisa jadi ini adalah materi saat kita duduk di bangku sekolah dulu ya... Tapi jujur saja saya harus membuka beberapa literasi untuk mengetahuinya kembali. Hehe

Yuk kita belajar lagi sama-sama, Moms...

Dakwah Sembunyi-Sembunyi (Sirriyah)

Pada awal dakwahnya menyebarkan agama Islam, Rasulullah Muhammad SAW melakukannya secara sembunyi-sembunyi, atau disebut dengan sirriyah. Hal ini merupakan strategi dakwah karena pengikut beliau masih sedikit dan belum kuat. 

Di sisi lain, ancaman dan siksaan kaum kafir Quraisy masih kuat. Status kota Mekkah sebagai pusat agama bangsa Arab masih dikuasai mereka. Banyak pengabdi ka'bah, penyembah berhala, dan patung-patung yang dianggap suci oleh mereka.

Rasulullah Muhammad SAW melakukan dakwah ini dengan cara pendekatan personal. Sebab hal itu memiliki keterkaitan batin dan interaksi emosional antara yang mengajak dan yang diajak. Pendekatan ini menggabungkan ikhtiar (usaha) dan tawakkal (berserah diri).
Jadi Rasulullah melakukan dakwah memperhatikan situasi dan kondisi yang ada. 

Beliau melaksanakan dakwah ini selama 3 tahun. Awalnya Nabi memperkenalkan Islam kepada orang-orang terdekat, keluarga besar serta sahabat-shahabat beliau. Mereka diajak untuk memeluk Islam. Dalam sejarah Islam, mereka dikenal sebagai as-Saabiquun al-Awwalluun (orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam). Mereka ialah :

1. Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mukminin Isteri Rasulullah SAW
2. Zaid bin Haritsah bin Syarahil, budak beliau
3. Ali bin Abi Thalib, sepupu beliau
4. Abu Bakar ash-Shiddiq, sahabat paling dekat beliau.

Setelah memeluk Islam, Abu Bakar bersemangat dalam berdakwah mengajak masyarakat Arab masuk Islam. Karakter Abu Bakar terkenal sebagai sosok laki-laki yang lembut, disenangi, dan berbudi baik. Para tokoh kaumnya selalu mengunjungi dan tidak asing dengan kepribadian Abu Bakar, kecerdasan, kesuksesan berbisnis, dan pergaulannya yang luwes.

Melalui Dakwah Abu Bakar, beberapa sahabat pun masuk Islam yaitu :

1. Utsman bin ‘Affana al-Umawi,
2. Az-Zubair bin al-’Awam al-Asadi,
3. Abdurrahman bin ‘Auf,
4. Sa’d bin Abi Waqqash az-Zuhriyan,
5. Thalhah bin ‘Ubaidillah at-Timi.

Kemudian diikuti oleh Bilal bin Rabah al-Habasyi, Abu ‘Ubaidah, Amir bin al-Jarrah yang berasal dari suku Bani al-Harits bin Fihr, Abu Salamah bin Abdul Asad, al-Arqam bin Abil Arqam (keduanya berasal dari suku Makhzum), Utsman bin Mazh’un – dan kedua saudaranya; Qudamah dan ‘Abdullah -, ‘Ubaidah bin al-Harits bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf, Sa’id bin Zaid al-’Adawy dan isterinya;Fathimah binti al-Khaththab al-’Adawiyyah – saudara perempuan dari ‘Umar bin al-Khaththab -, Khabbab bin al-Arts, ‘Abdullah bin Mas’ud al-Hazaly serta banyak lagi yang lain. 

Mereka itulah yang dinamakan as-Saabiquunal Awwaluun. Mereka semua masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Mereka menyembunyikan keimanannya untuk menghindari ancaman dan siksaan kafir Quraisy.

Selain diuji oleh faktor eksternal, keimanan mereka diuji oleh faktor internal, yaitu ajaran-ajaran yang diterima Nabi bertentangan dengan kondisi yang ada dan di luar kemampuan otak manusia.
Seperti peristiwa Isra' Mi'raj. Peristiwa perjalanan nabi dari Masjidil haram ke Baitul Maqdis, dan diteruskan ke sudraotul muntaha dalam satu hari. Peristiwa yang tidak mungkin dilakukan pada waktu itu. Dimana kondisi fasilitas transportasi masih menggunakan unta atau kuda. Belum tersedia alat transportasi modern seperti pesawat terbang.

Abu bakar merupakan sahabat pertama yang mempercayai peristiwa tersebut, sehingga Abu Bakar mendapat gelar Ash Shiddiq. Beliau mempercayai apapun yang diucapkan dan disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Walaupun dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan bersifat personal, namun beritanya sudah terdengar oleh kaum kafir Quraisy. Hanya mereka belum mempermasalahkannya karena Rasulullah Muhammad belum menentang agama dan tuhan mereka. Sehingga Rasulullah SAW dapat membangun jamaah Mukminin berlandaskan ukhuwwah (persaudaraan) dan ta’awun (solidaritas).

Dakwah Rasulullah secara sembunyi-sembunyi berakhir tatkala turun wahyu yang memerintahkan Rasul untuk menyampaikan dakwah secara terang-terangan, untuk menentang kebatilan kaum Quraisy serta menghancurkan berhala-berhala mereka.

Komentar