Impian dan Indscript

Saya nggak tahu apa-apa. Jujur. Saya (masih) NOL. Itu yang ada di hati dan pikiran ini.
***

Ketika kita kecil, tepatnya saat sudah mulai belajar di taman kanak-kanak (TK), ibu guru menyuruh kita untuk menuliskan cita-cita. Iya tidak? Ingat sekali, saya dulu ingin menjadi seorang guru.
Namun dalam perjalanan hingga usia emak-emak kini, sama sekali saya tidak diberikan jalan untuk sukses menjadi guru. Keterkaitan cita-cita itu dengan masa sekarang ini hanyalah...saya ketemu jodoh dengan seorang guru. Hehehe... Nggak nyambung :p

Cita-cita disebut juga impian. Biasanya orang akan berusaha keras sekuat tenaga, jiwa dan pikiran untuk mencapai apa yang diimpikan. Namun tidak dengan saya waktu itu (jaman sekolah). Malah saya mengambil pendidikan akuntansi, hingga berakhir menjadi seorang staf accounting.
Tapi kenikmatan menjadi wanita karir itu tidak lama. Sampai akhirnya saya menikah, hamil, dan punya babygirl yang imut (kata saya :D). Lalu kondisi memaksa saya untuk menjadi full time mommy bagi si kecil, yang tak lain tujuannya hanyalah agar bisa mendampingi dan mengikuti tumbuh kembangnya secara optimal. Karena usia balita anak adalah golden age. Saya tidak ingin kehilangan itu. Sebab waktu tidak akan pernah kembali.

Setelah jadi emak-emak rumahan, apakah impian saya pupus? TIDAK.
Beberapa saat setelah resign dari perusahaan tempat kerja terakhir, saya seolah digerakkan oleh sesuatu hingga menemukan passion baru. Hmm...bukan baru sih, karena sejak duduk di bangku sekolah dasar saya sudah akrab dengannya. Apa itu?
Menulis.

Ya ya ya,
Saya ingin menjadi penulis.
Saya ingin menjadi penulis yang menginspirasi.
Saya ingin menjadi penulis muslimah yang menginspirasi banyak orang.
Itulah impian saya sejak itu (awal 2016) dan hingga kini.
Masih anget, masih cupu, masih NOL.
Karena itu masih harus belajar terus.

Beberapa hari lalu, Allah 'mempertemukan' saya dengan Mbak Reefa Malik. Hingga saya sampai pada Indscript.

Apa itu Indscript?
Saya nggak tahu apa-apa. Jujur. Saya (masih) NOL tentang Indscript. Tapi saya nggak menyerah. Saya intip sana-sini buat tahu apa itu Indscript.

Nah, dari email subscribe yang saya terima (copy-paste) dari Mbak Nida, Indscript atau Indscript Creative adalah perusahaan yang bergerak di bidang penulisan dan bisnis.
Awalnya Indscript adalah agen naskah yang menjadi "jembatan” antara penulis dengan penerbit. Seiring waktu, ia berkembang menjadi dua lini inti, yaitu jasa copywriting dan training center.

Indscript digawangi oleh Bunda Indari Mastuti. Kemudian beliau mendirikan dua komunitas besar yang beranggotakan para perempuan, yaitu Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) dan Ibu-Ibu doyan Bisnis (IIDB).

Di tahun 2013, beliau menginisiasi sebuah yayasana bernama Sekolah Perempuan Indonesia. Salah satu visi besarnya adalah melakukan pemberdayaan terhadap kaum perempuan. Adapun kelas menulisnya dinamakan Sekolah Perempuan yang bertujuan sebagai wadah bagi perempuan yang ingin produktif menulis dari rumah, sekaligus bisa mendatangkan penghasilan. Pada bulan November 2015, Indscript membuat media online mandiri yang bertajuk emakpintar.asia yang saat ini menjadi emakpintar.org.
Konten media tersebut seputar tips bagi para perempuan.

Selain itu, jaringan pendukung sepak terjang Indscript lainnya adalah para Konsultan Indscript. Kiprah mereka di perusahaan ini adalah sebagai bagian dari tim training center yang bertugas untuk melakukan promosi sekaligus mengedukasi perihal berbagai training yang diadakan oleh Indscript Creative.

Selain itu, para konsultan pun turut memberikan pengarahan seputar training kepada calon peserta serta melakukan pendataan setelahnya.

Itulah garis besar dari Indscript. Keren kan?
Bersama Indscript, ternyata banyak emak-emak rumahan yang bisa berkarya, berkembang dan sukses tanpa harus meninggalkan kodratnya sebagai seorang istri serta ibu.

Lalu apa hubungan Indscript dengan impian saya?
Saya yakin ada jalinan tidak terlihat yang Allah siapkan untuk mencapai impian di atas, bersama Indscript. Untuk saya belajar, berkembang dan berkarya.

Saya pede sekali?
Tidak. Ini adalah keyakinan. Dan keyakinan itu penting karena jalan kita ditentukan oleh keyakinan yang tertanam dalam diri.
Bukankah Allah sesuai persangkaan hamba-Nya? :)

Salam.

Pare, 1 Agustus 2017

#Rindah
#HarikeSatu
#MiladIndscript
#10TahunIndscript

Komentar